Dreamworks kembali dengan salah satu film kartun terbarunya berjudul Megamind. Tagline film ini “The Superhero Movie Will Never Be The Same”. Menarik dan memancing menurut saya, walaupun pemilihan kalimatnya terdengar klise. Dreamworks memang jagoan membuat karakter yang menarik, tetapi tidak terlalu beruntung untuk membuat film kartun yang baik. Segmen pembuatan filmnya mungkin tepat, hiburan dan anak-anak. Tapi entah mengapa, saya merasa bosan dengan formulanya yang standar.
.
Dreamworks memperkenalkan kita kepada sang tokoh superhero yang jauh dari stereotype yang ada. Namanya adalah Megamind (Will Farrel), ia berkepala besar mirip E.T dan berwarna biru. Dreamworks telah berhasil dengan formula ini sebelumnya. Di mana sang jagoan utama bukanlah pangeran tampan berkuda putih, ataupun Panda lucu berperut gendut. Tentu Anda masih ingat Shrek (2001), si ogre berwarna hijau yang jorok dan tak tampang ganteng. Tapi toh film kartun ini masih bertengger menjadikan dirinya sebagai film kartun terlaris Dreamworks. Kembali pada tokoh jagoan kita Megamind, ia tidak protagonis. Diceritakan pada awal film, kemalangan terus menimpanya sehingga ia dibenci dan dianggap pembuat onar. Ia selalu kalah oleh Metro Man (Brad Pitt), yang disebutnya sebagai Mr Goody-Two-Shoes. Megamind pun kemudian tumbuh menjadi seorang kriminal, antagonis super yang berniat mengalahkan Metro Man dan mengambil alih Metro City, tempat keduanya tinggal. Ketika pada akhirnya Metro Man berhasil dikalahkannya, Megamind mulai bingung apa tujuan hidupnya lagi. Akhirnya, demi mendapatkan wanita pujaan hatinya, Roxanne Ritchi (Tina Fey), ia menciptakan superhero baru untuk menjadikannya tandingan untuk terus membuatnya punya tujuan hidup.
Filmnya menghibur, lucu dan menggemaskan. Tetapi sesudah menonton, tidak ada yang terbawa pulang. Hal ini berbeda dengan saat saya menonton How to Train Your Dragon (2010), film super keren yang dikeluarkan Dreamworks sebelumnya. How to Train Your Dragon punya script dan dialog yang bagus juga twist ending yang baik sehingga membuat kita mampu membicarakan tentang filmnya sampai beberapa hari setelahnya. Tetapi Dreamworks tidak berhasil membuat hal tersebut dengan Megamind. Saya dengan mudah melupakan film ini dan menuliskan reviewnya hampir beberapa minggu setelah menontonnya.
.
Penyebabnya mungkin alur ceritanya yang kurang baik. Twist yang ditampilkan ketika Megamind harus bertarung dengan inner self-nya yang sebenarnya protagonist memang sudah baik, tetapi entah mengapa gampang ditebak. Padahal para pengisi suaranya sangat menjual, lihat saja. Will Ferrell, Tina Fey, Brad Pitt, dan Jonah Hill. Semuanya artis papan atas, dan tidak dipungkiri hasil pekerjaan mereka memuaskan. Tetap saja, masih ada sesuatu yang terasa kurang di film ini.
Saya tidak mengatakan Megamind film yang gagal, sudah saya bilang filmnya menghibur. Tetapi impact yang dihasilkannya tidak besar dan hanya terlihat standar dengan film-film kartun lain. Ternyata, karakter yang menarik dan pengisi suara yang terkenal memang belum cukup untuk membuat sebuah film kartun yang menarik.
Leave a Reply