Ya, ya, sebut saja ini adalah adaptasi lain dari novel favorit kerajaan Inggris, Sherlock Holmes. Jujur saja, saya penggemar berat Sherlock Holmes dan mungkin saya sudah cukup bosan untuk adaptasi lain dari serial ini. Adaptasi terbarunya bahkan sampai ke tangan Guy Ritchie, sutradara action jenius yang tau bagaimana mengemas novel ini jadi seperti film superhero dengan Sherlock Holmes (2009). Ketika saya disodorkan TV Series ini, saya kembali membayangkan jalanan kota London tahun 1800-an di waktu malam dengan sosok Sherlock yang kurus dan Dr. Watson yang mengekor di belakangnya. Sayangnya, semua pikiran itu musnah.
Katakan selamat datang di London tahun 2010!
Ini adalah era modern dimana semua hal berlangsung lewat internet dan koneksi ponsel cerdas. Cerita kemudian dimulai dengan pengenalan Dr. John Watson (Martin Freeman), mantan dokter tentara yang sedang menjalani terapi psychosomatic limp karena paska trauma sepulang perang di Afghanistan. Cerita selanjutnya kemudian dapat ditebak, ia bertemu dengan Sherlock Holmes (Benedict Cumberbatch) yang menamakan profesinya sebagai Consulting Detective. Keduanya bertualang memecahkan kasus-kasus yang terjadi di sekitar kota London.
Yang paling saya suka adalah bagaimana kemampuan analisis deduksi Holmes digambarkan dengan huruf-huruf yang melayang dan pace cut-to yang cepat. Sungguh keren dan seketika membuat saya yakin bahwa cerita ini benar-benar terjadi di dunia modern. Tokoh-tokoh yang ada di sepanjang cerita tidak ada yang berubah, penokohannya pun pas dan sesuai (saya suka sekali bagaimana Sherlock yang pengguna narkoba digambarkan kecanduan nicotine pack). Hanya elemen-elemen cerita yang kemudian diterjemahkan ke dunia modern. Dimana surat berubah menjadi pesan SMS, dan kereta kuda bertranformasi menjadi taksi. Satu penggambaran yang saya suka adalah bagaimana transkrip cerita Watson berubah menjadi postingan blog. Bahkan BBC benar-benar membuat blog tersebut dan situs The Science of Deduction milik Sherlock yang juga benar-benar dapat diakses. Beberapa fans malahan sudah membuat beberapa fansite yang mendukung keberadaan serial ini, salah satunya adalah situs Sherlocking yang sekarang sedang membuka kontes fanfiction untuk para penggemar Sherlock.
Episode yang pertama berjudul Study in Pink, sungguh menarik membandingkannya dengan novel Sherlock Holmes yang pertama yang berjudul mirip, Study in Scarlet. Yang menarik adalah, mereka tidak menerjemahkan persis cerita-cerita di novelnya tetapi beberapa dicampur untuk menambah bumbu cerita dan menyesuaikannya dengan dunia sekarang. Episode keduanya berjudul The Blind Banker. Sedangkan episode ketiganya yang berjudul The Great Game merupakan pertemuan pertama Sherlock dengan musuh bebuyutannya Moriarty dan masih menjadi episode favorit saya sampai saat ini.
Serial TV yang pertama mengudara tanggal 25 Juli 2010 ini oleh BBC One ini diciptakan oleh Steven Moffat and Mark Gatiss. Setelah mendapat review yang positif, BBC berniat melanjutkan serial ini untuk waktu tayang yang lebih lama. Sampai saat ini, baru ada 3 episode yang masing-masing berdurasi 90 menit. Jadi, Anda belum ketinggalan jauh untuk mengikuti serial yang menarik ini dan menikmati adaptasi segar untuk kisah yang tak akan pernah lekang dimakan oleh zaman.
Leave a Reply